Kamis, 12 Juni 2014

TUHAN TIDAK PERNAH TINGGAL DIAM

Karena diam adalah bahasa yang hanya bisa dipahami dengan hati. Hanya hati yang jernih, yang bisa melihat diam sebagai sebuah puisi indah, sebagai sajak panjang dalam malam-malam sunyi.
Karena diam adalah bahasa yang hanya dipahami oleh diri sendiri dan Tuhan. Memilih diam, adalah memilih bercakap dengan diri sendiri. Dan hanya Tuhan yang tahu. Sebab itu aku memilih diam. Sebab aku tahu, Tuhan tidak akan pernah diam saja. Dia berbuat sesuatu dan aku tidak tahu. Tapi aku selalu tahu, bahwa Dia tidak sekalipun berniat buruk padaku.

Karena diam adalah bahasa yang selama ini disampaikan bumi kepada langit. Hujan kepada tanah. Angin kepada pucuk-pucuk bunga. Tanah kepada akar pohon. Malam kepada pagi. Dan kini diam adalah bahasa yang aku sampaikan kepadamu.

Sebab alam mengajarkan cinta dalam diamnya. Memelihara cinta dalam diamnya. Memanjatkan cinta dalam bahasanya. Sebab semesta mengajarkan kasih sayang dalam diamnya. Mengajarkan keindahan dalam heningya. Dan ketenangan selalu berhubungan dengan keheningan
Tidak perlu banyak bicara dan banyak tingkah untuk mengungkapan bahasa ini. Sebab, telah aku tahu bahwa meski diam. Tuhan tidak akan diam saja.


by : Kurniawangunadi

Mencintai-Mu.....

Sebagai manusia, sebagai makhluk yang lengkap dengan akal dan hawa nafsunya. Akalku sering bertanya-tanya sendiri. Mengapa saat mencintai-Mu aku tidak bisa menjadi baik, setidaknya bertindak sok-baik. Sebagaimana kala aku merasa tertarik dengan manusia yang berbeda jenis kelamin denganku itu. 

Kala aku tertarik, segala upaya untuk menjadi ‘terlihat baik’ aku lakukan. Bahkan aku pura-pura mendekati rumah-Mu agar terlihat baik. Pura-pura membaca surat-surat-Mu agar terlihat soleh.
Aku tiba-tiba menjadi baik, rajin mandi, rajin beribadah. Didekatnya pun aku tampak ingin menyempurnakan segala tingkah laku dan bicaraku. Menghalus-haluskan tutur kata, melemah lembutkan perbuatan. Memberikan perhatian atau mungkin lebih tepatnya mencari-cari perhatian.
Kala hatiku berkata aku mencintainya, aku berbuat sedemikian rupa kepadanya. Berusaha menjadi sebaik-baiknya manusia di depannya.

Hari ini, aku menanyakan keadaanku sendiri. Apa aku tidak benar-benar mencintai-Mu meski mulutku berkoar-koar menyuarakan nama-Mu. Berbicara atas nama-Mu di jalan-jalan. Mengagung-agungkan nama-Mu di dalam tulisan-tulisan. Lepas dari itu, aku tidak pernah berusaha tampil baik di hadapan-Mu. Shalatku seperti olahraga pagi, cepat sekali. Bacaanku seperti mengeja huruf paku, tidak jelas dan sedikit ngawur.

Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Ketika menghadapmu aku berpakaian seadanya, mandi dulu pun tidak. Berbeda ketika hendak bertemu dengannya. Berpakaian sedemikian rapi, wangi pula. Terlihat stylish sepanjang hari meski matahari terik atau hujan.

Hari ini aku bertanya-tanya. Apa aku (sungguh) benar-benar mencintai-Mu? Sementara aku tahu, Kau begitu mencintaiku. Iya kan?


by : Kurniawangunadi

"Mencari Tahu"

Tahukah kita? Seandainya setiap orang paham bahwa mencintai bukan hanya soal waktu, soal keberanian, atau soal kesempatan. Namun, soal keimanan dan ketaqwaan. Bila setiap orang sadar bahwa tidak semua perasaan itu harus dituruti. Tidak harus dikatakan. Tidak harus ditindak lanjuti. Kan sudah aku bilang, urusan ini bukan sekedar urusan waktu dan keberanian, tapi urusan keimanan dan ketaqwaan.
Tahukah kita? Terlalu banyak orang kehilangan sabar. Tidak mampu memahami keadaan. Terlalu terburu-buru mengungkapkan sesuatu. Tidak berpikir dua kali untuk bertanya-tanya, “apakah kiranya Tuhan ridho dengan tindakannya?”


Tahukah kita? Pada akhirnya orang yang bisa membersamai kita bukanlah dia yang lebih cepat atau lebih lambat. Tetapi dia yang bisa mengiringi langkah kita. Langkah yang sama jauhnya, sama pendeknya.
Tahukah kita? Memandang seseorang saat ini tidak lagi bisa dilihat dari sekedar pakaian dan isi otaknya. Sudah menjadi bias mana yang asli mana yang palsu. Seandainya setiap orang tahu, bahwa mata tidak lagi bisa mengenali dengan jujur. Tapi tidak setiap orang paham bahwa dia memiliki mata hati. Hati mengenali hati. Mata hanya mengenali fisik.


Tahukah kita? Diri kita dan apapun yang kita miliki adalah hal yang paling baik untuk kita. Bukan untuk orang lain. Apa yang dimiliki orang lain, itu yang terbaik untuk mereka. Bukan untuk kita. Seandainya kita paham konsep kecil ini, kita tidak perlu iri hati. Sayangnya, diantara kita saling membandingkan. Lalu menyakiti diri sendiri.


Tahukah kita? Waktu kita tidak banyak. Sayangnya, diantara kita banyak lupa waktu. Aku pun begitu...



by : @kurniawangunadi

Senin, 09 Juni 2014

Saat Harus Melepaskan Cinta Dalam Hati

*Semua terasa begitu mengharukan..



Penasaran...

Kata-kata ini yang selalu menjebak pelakon cinta...
Bermula dari kata penasarn..ada rasa yang membuatku harus tau, ada rasa yang memaksaku untuk Memikirkan, ada rasa yang harus kuketahui tentang dirinya... namun, sulit untuk mendefiniskan rasa Penasaran yang hinggap ini..

Diam-diam pduli..
Diam-diam ingin tau kabarnya..
Diam-diam mndoakn..

Setiap hari gelisah, setiap pagiku mendung, siangku gelap ditambah malamku semakin gulita...
Bagai orang yang sedang tersesat...
Bingung melanda gulana...Serba salah ku dibuatnya...
Menjadi orang yang pelupa, tiap hari galau dibuatnya...

Akhirnya kusadari semua tak maungkin terus begini,, perasaan ini harus kusudahin...
Waktu ku habis hanya sekedar ingin tau...

Lagi-lagi waktu yang harus memaksa untuk berhenti...melepaskan...mengubur mati rasa ini..
Sampai kapanpun dia akan tetap menjadi perasaan yang akan hanya bersemayan cukup di dalam hati, tanpa ada yang perlu tau, tanpa ada yang memahami...

Cukup lah ku kirimkan sebait doa kepda sang Maha Pemilik Cinta......
Karena sejatinya mampu mencinta juga harus mampu melepaskan..

Terbanglah tinggi wahai perasaan yang akan menjadi bayangan semu belaka.. terbang dan kembalilah saat engkau telah menemukan sebagian dienku...pelengkap hidupku kelak yang telah tertulis di lauhl mahfuz...
 
Selamat tinggal..wahai cinta dalam hatiku...
Karena jalanku sungguh masih panjang....



Minggu, 01 Juni 2014

"Di Luar Sana.."

Pernahkah...kau bersyukur atas hidupmu selama ini??

Kebanyakn manusia itu jarang sekali bersyukur atas hidupnya.. selalu merasa kurang atas karuniaNya...padahal selama ini banyak sekali kenikmatan yang ia dapatkan,,, kali ini saya ingin berbagi kepada temen2 bloger sekalian agar gimana caranya kt menjadi manusia yang bersyukur...

Gak munafik, mungkin saya termasuk dalam salah satunya.. terkadang saat orang lain memiliki sesuatu yang tidak saya miliki, hati saya menjerit... kenapa Allah lebih sayang dia.. tapi ternyata saya salah...

Ada sesuatu yg saya miliki tp tdk dimiliki oleh orang lain... ya pastinya dibalik kekurangan kita pasti ada kelebihan yang luar biasa apalgi kalo kita bersyukur kepada Allah..selain itu saya sesekali tengok dunia luar, dimana masih banyak sekali orang-orang yang kelaparan tidak punya uang untuk membeli makan, saya deketin seorg ibu-ibu yang kelihatannya letih sekali.. saya tanya " maaf ibu,, kenp ibu sangt lelah dn mukanya sedih, ibu itupun mnjwb.. ibu laper nak..".. seketika hatiku menangis, dan mnjerit.. ya Allah knp msh ada org yang untuk membeli sebungkus nasi tidak bisa.. tidak hanya itu mereka tidak punya rumah untuk berteduh... miris sekali... kondisinya malam itu malam minggu..

sepnjangan perjalanan, saya sedih dan terus membayangkan wajah si ibu yang memelas, seakan meminta pertolongan untuk bisa hidup layaknya manusia yng berkecukupan...air matapun menetes.. semnjak itu saya sadar, msh bnyk org yg malang.. dan khdpn sya mlah lbh baik dr mreka, sy msh bs mkan, tdur dengan enak..sdngkn mreka stiap hr slalu bngung bgaimn supaya bs mkan..:(..

Mulai saat itu, saya lebh menghargai hidup, rasa syukur itu hrsnya selalu saya ucapakn setiap saat.. dan saya tdak hars memkirkan diri sendri, banyak hal yg lebh patut dipikirin dbndingkan mkirin keterbatasan yang ada pada diri sndri..

Semangat.. pasti bisa suatu saat nanti membangun rumah untuk mereka.. meneduhkan hati mereka.. insyaAllah.. Allah gak pernah tidur...:)


"Jalanku Masih Panjang"

Sajak "Jalanku Masih Panjang"

Wahai perasaan
Kau buat pagiku jadi mendung, soreku jadi kelam
Kau buat siangku jadi gelap, dan malam semakin gulita
Kau buat beberapa menit lalu aku gembira,
untuk kemudian bersedih hati

Wahai perasaan
Kau buat aku berlari di tempat
Semakin berusaha berlari, kaki tetap tak melangkah
Kau buat aku berteriak dalam senyap
Kau buat aku menangis tanpa suara
Kau buat aku tergugu entah mau apalagi

Wahai perasaan
Kau buat aku seperti orang gila
Mengunjungi sesuatu setiap saat, untuk memastikan sesuatu
Padahal buat apa?
Ingin tahu ini, itu, untuk kemudian kembali sedih
Padahal sungguh buat apa?

Wahai perasaan
Kau buat aku seperti orang bingung
Semua serba salah
Kau buat aku tidak selera makan, malas melakukan apapun
Memutar lagu itu2 saja,
Mencoret2 buku tanpa tujuan
Mudah lupa dan ceroboh sekali

Wahai perasaan
Cukup sudah
Kita selesaikan sekarang juga
Karena,
Jalanku masih panjang
Aku berhak atas petualangan yang lebih seru

Selamat tinggal
Jalanku sungguh masih panjang....