Wanita Tangguh!!!
Kecemasan, kekhawatiran, ketakutan, bingung, dan galau, sangat wajar
dialami oleh jiwa-jiwa yang punya rasa. Iya kan?? Terutama kita kaum
hawa. Karena banyak yang bilang, ‘rasa’ lebih mendominasi wanita
ketimbang ‘pikiran’. Uppss… Apa iya???!! Sedikit nggak sepakat siih,
karena kebanyakan persepsi kaum Adam yang ku tangkap tentang hal ini,
jadi sedikit mendiskriminasikan kaum wanita. Mereka bilang, wanita itu
kalau bicara suka nggak pakai logika… Hemm, gitu ya??? (hehe, ya iyalah…
secara, bicara bukannya pakai mulut, saudaraku??
). Yaah, mungkin ada benarnya sih… ‘Rasa’ lebih mendominasi wanita
ketimbang ‘pikiran’. Makanya kebanyakan wanita kalau berbicara sering
menggunakan kata-kata “pe-ra-sa-an”. Contohnya, “Perasaan, bukan aku
yang salah…”, “perasaan, nggak gitu deh…”. Biasanya sih akan berbeda
kalau laki-laki yang bicara, kata-katanya jadi seperti ini, “Saya pikir,
bukan saya yang salah”, “seharusnya, nggak gitu deh”. Ini membuktikan
kalau laki-laki lebih senang menggunakan logika ketimbang perasaan.
(Allahualaam, itu hanya kesimpulan pribadi. Silakan berkomentar, tapi
cukup dalam hati… )
So, menyikapi perihal ‘rasa’ di atas, jangan lupa, bahwa Allah swt juga
mengaruniakan pada setiap manusia (baik laki-laki maupun perempuan)
akal dan pikiran yang seharusnya bisa membatasi ruang gerak rasa. Agar
rasa muncul tak melebihi batas nalar manusia.
Yaa An-Nissa,
seharusnya kita bersyukur bahwa Allah swt melebihkan kita pada sisi
rasa. Jangan justru melemahkan diri karena hal itu. Menjadikan posisi
wanita sebagai makhluk yang patut dikasihani. Menjadikan air mata
sebagai senjata pamungkas agar yang lain iba. Mungkin kita tak bisa
berlari dari kenyataan, bahwa “Wanita itu perasa”, “Wanita itu
sensitif”. Bagiku kata-kata itu tak ada yang salah. Aku sebagai wanita
berkata ‘itu fakta!!’.
Tapi aku tetap meyakini, bahwa ketika
‘rasa’ dan ‘logika’ bersinergi dalam diri seorang wanita, itu akan
menjadi kekuatan yang luar biasa yang tak bisa diungkapkan oleh kata.
Yahh, “Wanita Luar Biasa” atau aku lebih senang menyebutnya “Wanita
Tangguh”.
Jangan terlalu berlebihan, kawan… membayangkan
‘Wanita Tangguh’ seperti wanita perkasa. Bagiku, Wanita Tangguh adalah
mereka yang memiliki sifat sekeras batu karang. Wanita tangguh
memperlihatkan keberaniannya meskipun sebenarnya ia sedang merasa
ketakutan. Wanita tangguh memberikan yang terbaik kepada orang lain
agar orang tersebut bahagia meski ia terluka, khususnya orang-orang yang
mereka cintai. Wanita tangguh mengetahui dengan jelas bahwa
Penciptanya akan selalu menopang ketika ia lemah. Wanita tangguh
memiliki iman bahwa sepanjang perjalanan hidupnya ia akan tumbuh semakin
kuat. Wanita tangguh itu, tetap membawa serta kelembutan dalam tiap
langkah kehidupannya, tapi ia memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu
yang luar biasa. Tidak hanya mampu berfikir, tapi juga mampu
bernegosiasi. Wanita tangguh, tidak menjadikan air matanya sebagai
simbol bahwa ia sedang rapuh, tapi ia menjadikan air matanya untuk
sekadar mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian,
penderitaan dan kebanggaan, untuk kemudian mengambil kekuatan
setelahnya. Wanita tangguh mampu menyimpan kebahagiaan dengan caranya
sendiri, dan ia juga mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.
Saat ini, aku merindukan wanita-wanita tangguh itu. Bahkan aku
memimpikan bahwa aku adalah bagian dari mereka. Itu harapanku yang ku
sampaikan sebagai doa kepada Pemilikku. Aku hanya wanita biasa yang
ingin bisa setangguh Aisyah dan setegar Fatimah. Sungguh, kelak aku
ingin berkumpul bersama mereka, tidak hanya di dunia tapi juga hingga ke
surga.
Allahualambisawab….